Manusia dan Cinta Kasih
1. Cinta
kasih dari sudut pandang agama
A. Agama
Islam
Menurut Al-Qur'an cinta
terbagi menjadi 8 jenis, yaitu:
1)
Cinta
Kasih Mawaddah
Yaitu cinta yang
menggebu-gebu dan membara. Orang yang
memiliki cinta jenis ini inginnya selalu berdua dan tak ingin berpisah. Selalu
ingin memuaskan dahaga cintanya bahkan hampir tidak bisa berfikir yang lain.
2)
Cinta
Kasih Rahmah
Yaitu cinta yang penuh
akan kasih sayang, pengorbanan dan perlindungan. Orang yang memiliki cinta ini
akan lebih memikirkan orang yang dicintainya daripada dirinya sendiri.
Dipikirannya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meskipun ia harus
menderita.
3)
Cinta
Kasih Mail
Yaitu cinta yang
sementara sangat membara. Dan sangat menyedot perhatian tanpa memperhatikan
hal-hal penting lainnya. Menurut Al-Qur'an disebut juga dalam konteks poligami.
Karna ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda akan cenderung mengabaikan
yang lama.
4)
Cinta
Kasih Syaghaf
Yaitu cinta alami yang
sangat mendalam dan sangat memabukkan. Orang yang terkena cinta ini akan
seperti orang gila, lupa diri bahkan tidak menyadari apa yang dilakukannya.
5)
Cinta
Kasih Ra'fah
Yaitu rasa kasih sayang
yang melebihi norma kebenaran. Misalnya: karna rasa kasih sayang dan kasihan
yang berlebihan melihat anaknya tidur terlelap seorang bapak tidak tega dan
tidak jadi membangunkan anaknya untuk Sholat.
6)
Cinta
Kasih Shobwah
Yaitu cinta buta, cinta
ini akan mendorong perilaku menyimpang dan tidak akan bisa mengelak.
7)
Cinta
Kasih Syauq (Rindu)
Yaitu pengembaraan hati
kepada kekasih dan kobaran cinta didalam hati sang pecinta.
8)
Cinta
Kasih Kulfah
Yaitu perasaan cinta
yang disertai kesadaran akan hal-hal positif meski itu sulit.
B. Agama
Kristen
Cinta
adalah cinta kasih antara sesama dimana kita diajarkan untuk mencintai sesama
tanpa membedakan agama, ras, latar belakang. Dan saling menghargai satu sama
lain. Perintah. Allah yang terutama ialah:
·
(Matius 12:29-31), "Cintailah Tuhan
Allahmu dengan segenap hatimu." "Cintailah
sesama manusia seperti dirimu sendiri."
·
Korintus
13:4.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan
diri dan tidak sombong.
13:5
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala
sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
·
Matius
5:44 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
C. Cinta
Kasih Menurut Agama Hindu
Agama Hindu adalah agama Wahyu dan agama
alami. Oleh karena itu, ia adalah agama Cinta Kasih. Agama yang amat luwes,
agama yang berdasarkan pada Cinta Kasih, agama yang memiliki tujuan Cinta
Kasih, dan juga agama yang dijalankan di dalam Cinta Kasih. Agama Hindu amat
mementingkan pengembangan cinta kasih bukan hanya kepada sesama umat manusia
tetapi kepada sesama makhluk hidup. Cinta kasih kepada sesama anggota keluarga,
kepada sesama umat manusia tidak dipandang sebaga cinta kasih yang istimewa.
Kesadaran bahwa seluruh dunia adalah sebuah keluarga besar sangat membantu
orang untuk mengembangkan cinta kasih universal ini.
Dia adalah puncak cinta kasih di dunia
ini, merupakan landasan penting untuk mengembangkan Prema Bhakti atau cinta
kasih rohani kepada Tuhan yang Maha Esa. Cinta kasih universal dalam beberapa
kitab suci disebutkan sebagai ciri, hiasan dan sifat-sifat agung orang-orang
suci atau para Sadhu. Titiksavah karunikahsuhrdah sarva-dehinamajata-satravah
santahsadhavah sadhu-bhusanah
Ciri-ciri atau hiasan dari seorang Sadhu
atau orang suci adalah ia harus memiliki sifat-sifat senantiasa damai, memiliki
toleransi besar, penuh karunia, bersifat berteman dengan seluruh makhluk hidup,
tidak mempunyai musuh, hidupnya selalu didasarkan pada kitab suci dan segala
kepribadiannya terpuji.
D. Cinta
Kasih Menurut Agama Buddha
Nikaya Pali juga memuat satu kata cinta
yang berbeda dengan cinta yang telah disebutkan di atas, cinta kasih yang
dipancarkan secara universal (tak terbatas) kepada semua makhluk dan cinta
kasih yang tanpa pamrih, yaitu: Metta.
Metta adalah bagian pertama dari empat
kediaman luhur (Brahma Vihara) atau empat keadaan yang tidak terbatas
(Apamanna). Bagian lainnya, yaitu Karuna (kasih sayang), Mudita (simpatik), dan
Upekkha (keseimbangan batin).
Metta adalah rasa persaudaraan,
persahabatan, pengorbanan, yang mendorong kemauan baik, memandang makhluk lain
sama dengan dirinya sendiri. Metta juga suatu keinginan untuk membahagiakan
makhluk lain dan menyingkirkan kebencian (dosa) serta keinginan jahat
(byapada).
2. Cinta
kasih dari sudut pandang psikologi
A. Kelley,
membagi cinta menjadi tiga yaitu:
1)
Cinta
karena nafsu.
Cinta
jenis ini cenderung tak terkontrol karna hubungan antara dua orang yang atas
nama cinta ini dikuasai oleh emosi yang berlebihan. Di sini istilah cinta buta
berlaku.
2)
Cinta
Pragmatis
Pada
cinta jenis ini ada keseimbangan antara suka dan duka, atau ada hubungan timbal
balik. Sepasang insan cenderung dapat mengontrol perasaannya.
3)
Cinta
altruistic.
Cinta
ini biasanya dimiliki oleh ibu untuk anaknya. Biasanya disertai kasih sayang
tak terbatas.
B. Erich
Fromm, seorang psikoanalis
Cinta
hanyalah memberi. Memberi adalah ungkapan kemampuan atau potensi yang paling
tinggi. Dengan melihat orang yang dicintai bahagia tumbuh dan berkembang secara
fisik, psikis, dan spiritual, maka kita pun akan bahagia. Bahagia semacam ini
muncul karena kita merasa mampu dan berarti bagi orang lain. Menurut Fromm,
cinta yang bersifat take and give, bukanlah cinta sejati, tetapi cinta dagang.
Pengorbanan
waktu dan energi menjadi ciri cinta rasional. Fromm menjelaskan bahwa ada
beberapa unsur cinta:
1)
Care
atau peduli.
Kalau
kita mencintai seseorang, kita harus menaruh perhatian serius pada kebahagiaan
dan perkembangan pribadinya.
2)
Bertanggung
jawab.
Artinya,
siap memenuhi kebetuhan psikis orang yang dicintai dan membuatnya bahagia.
3)
Respect
atau hormat.
Maksudnya,
kita mampu memandang dan menerima orang yang kita cintai dengan apa adanya,
kebaikan maupun keburukannya. Hubungan cinta yang ideal itu tidak saling
bergantung dan mengeksploitasi. Masing-masing mandiri, namun pada saat yang
sama dapat saling memberi, saling mendukung, dan saling memperkembangkan.
C. Teori
Robert Sternberg.
Berusaha
untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang. Menurut
Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang.
Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat, dan perasaan seseorang
terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan,
misteri, permainan, dan sebagainya. Kisah setiap orang berasal dari
"scenario" yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman,
cerita, dan sebagainya. Kisah ini biasanya memperngaruhi perang bagaimana dia
bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg
terkenal dengan teorinya tentang Triangular Theory of Love. Segitiga cinta itu
memiliki komponen:
1)
Keintiman
Elemen emosi, yang di
dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust), dan keinginan untuk membina
hubungan. Ciri-cirinya antara lain, seseorang akan merasa dekat dengan
seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu
bila lama tak bertemu, dan ada keinginan untuk bergandengan tangan atau saling
merangkul bahu.
2)
Gairah
Elemen motivasional
yang didasari oleh dorongan dari dalam yang bersifat seksual.
3)
Komitmen
Elemen kognitif, berupa keputusan
untuk secara sinambung dan tetap menjalankan kehidupan bersama.
Yang perlu diwaspadai adalah bahwa cinta
dalam sebuah hubungan ini tidak selalu berada dalam konteks perkawinan.
Pola-pola proporsi ketiga komponen ini dapat membentuk berbagai macam tipe
hubungan. Sehingga dari ketiga komponen cinta di atas, dapat membentuk delapan
kombinasi jenis cinta sebagai berikut:
1)
Nonlove
Sama
sekali tak ada gairah yang timbul. Biasanya hubungan dengan orang dalam
lingkungan sehari-hari karena interaksinya hanya bersifat sepintas saja, tidka
memiliki komponen gairah, keintiman, dan komitmen.
2)
Liking
Sebagai
salah satu komponen emosi, yang ada adalah perasaan suka, bukanlah cinta, hanya
memiliki komponen keintiman. Hanya intim saja, dekat dan merasa nyaman
bersamanya. Juga akan timbul perasaan merasa cocok, nyambung bila diajak
ngobrol, dan selalu merasa mendapatkan keuntungan bila bersama dengannya. Tapi
sama sekali tidak ada gairah atau bahkan malah komitmen.
3)
Infatuation
Love
Gairah
yang timbul tanpa keintiman dan komitmen, biasanya cinta yang terjadi pada
pandangan pertama. Nah, bila anda termasuk orang yang susah menjaga pandangan
mata, maka akan sangat berpeluang menderita cinta jenis ini. Ada mungkin akan
terngiang-ngiang dengan warna jilbabnya, ataupun bening wajahnya. Semuanya karena
cinta pada pandangan pertama.
4)
Empty
Love
Ada
unsur komitmen tetapi kurang intim dan kurang gairah. Hubungan yang lama akan
semakin membosankan. Mereka hanya bertahan karena aspek komitmen menjaga
pernikahan tetap utuh, tapi keintiman mereka semakin menipis, gairah mereka pun
semakin berkurang dari hari ke hari.
5)
Romantic
Love
Hubungan
intim yang menggairahkan tetapi kurang komitmen sehingga pasangan yang jatuh
cinta romantis ini terbawa secara fisik dan emosi, tetapi tidak mengharapkan
hubungan jangka panjang.
Hubungan
intim yang dijalani hanya sebatas perasaan ingin menikmati fisik, ingin merasa
aman secara emosi tapi tidak mau diikat oleh ikatan pernikahan.
6)
Companionate
Love
Hasil
dari komponen keintiman dan komitmen tanpa adanya gairah cinta. Dalam
perkawinan yang lama, tidak akan menggairahkan secara fisik lagi. Hubungan
cinta jenis ini adalah hubungan ketika sebuah pasangan suami istri tidak lagi
menjadi gairah sebagai unsur utama jalinan kasih sayang mereka. Tapi lebih pada
melanggengkan hubungan yang nyaman, saling menguatkan, dan memberi dukungan
hidup.
7)
Fatous
Love
Mempunyai
gairah dan komitmen tetapi kurang intim, di mana cinta ini sulit dipertahankan
karena kurang adanya aspek emosi. Cinta jenis ini sangat labil. Mudah diterpa
godaan dan juga mudah disapu angina topan. Kekurangintiman bisa disebabkan
banyak hal, salah satunya mungkin pada aspek banyaknya ketidakcocokan antara
kedua belah pihak.
8)
Consummate
Love
Yaitu
cinta yang tersusun atas komponen keintiman, gairah, dan komitmen. Cinta ini
komplit, lengkap, dan paling sempurna. Ketiga unsurnya telah bersatu dan
menjadi sebuah kekuatan tersendiri.
3. Kasih
Sayang
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta, kasih sayang adalah
perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila
suatu hubungan cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan
menimbulkan perasaan yang lebh dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu
hubungan tersebut lebih bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan
kasih sayang, mengasihi, atau saling menumpahkan kasih sayang.
4. Kemesraan
Kemesraan
berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti
hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama
dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan
kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
1) Kemesraan
dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu
dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan
seksualitasnya kuat.
2) Kemesraan
dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan.
Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun
bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
3) Kemesraan
Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya.
Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
5. Pemujaan
Pemujaan
berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa
– dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada
orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah
perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna
dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara
Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan
ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan
tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi
pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang
lebih indah.
6. Belas
Kasih
Belas
kasih(composian) adalah kebijakan satu diamana kapasitas emosional empati dan
simpati untuk penderitaan orang lain di anggap sebagai bagian dari cinta itu
sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme dasar
ke tertinggi prinsip-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian.
Adanya aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuntitatif, seperti individu
belas kasih yang sering di beri milik kedalaman, kekuatan atau gairah. Lebih
kuat dari empati, merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk
meringankan penderitaan orang lain. Hal ini sering, meskipun tidak pasti,
komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial. Dalam
etika istilah, berbagai ungkapkan bahwa usia yang disebut Golden Rule
mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang untuk orang lain apa yang anda
ingin mereka lakukan untuk anda.
7. Cinta
Kasih Erotis
Cinta
kasih erotis adalah ekskluvitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih ibu yang
merupakan atraksi individual belaka.
Jadi,
menurut saya bisa dikatakan bahwa cinta adalah hal yang sangat berarti bagi
diri kita sepanjang hidup kita, kasih dimana sesuatu yang memiliki hal yang
sangat berarti untuk saling mengasihi antara sesama manusia. Cinta sendiri
sangat sakral bagi hidup kita saling mencintai, saling menyayangi dan saling
pengertian, dimana semua ini berhubungan
dengan perasaan yang ada dalam hati yang timbul dari ketertarikan pada suatu
lawan jenis yang menjadi ingin rasa memiliki dan menjadi sepasang yang tak
ingin lepas dari sesuatu tersebut. Kasih yang menjadi pelengkap dari kata cinta
yang satu sama lain saling mengasihi dan menjaga hati dengan baik, tetapi cinta
jangan dilaksanakan dengan nafsu dan gengsi. Kenapa dengan nafsu dan gengsi? karena kita memilih orang
tersebut bukan karena iri yang hanya mengikuti hawa nafsu saja dan malu
terhadap lingkungan sekitar.
Daftar
Pusaka :
http://arikaka.com/bab-iii-manusia-dan-cinta-kasih/
http://rizkywulancils.blogspot.com/2011/05/pengertian-kasih-sayang.html
http://tifany-tifa.blogspot.com/2010/10/pengertian-belas-kasih.html
http://ryukirya.wordpress.com/2011/04/06/cinta-menurut-agama/
http://wahyuaji.ngeblogs.com/2010/01/07/bab-4-pengertian-cinta-kasih/
Comments
Post a Comment